Rilis Berita

Pagelaran Budaya Ketoprak di Pasak Surakarta

Sebagai bagian puncak dari rangkaian acara peringatan 50 tahun Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Indonesia, Pasak Surakarta menggelar pagelaran budaya pada Sabtu, 9 November 2019. Diadakan di Auditorium RRI Surakarta, pagelaran budaya ini berlangsung sejak pukul 10 pagi. Mengawali pagelaran budaya, dua orang penari menampilkan tari Gambyong sebagai tarian penyambutan bagi semua yang hadir. Lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia juga dikumandangkan sebagai bagian dari pembukaan pagelaran budaya ini.

               

Setelah tarian penyambutan, para anggota disuguhkan dengan pemutaran slide show tentang rangkaian acara peringatan 50 tahun Gereja di Indonesia. Sebelumnya, para anggota di Pasak Surakarta telah berperan serta dalam berbagai proyek pelayanan seperti pembagian nasi bungkus bagi orang-orang yang membutuhkan, pengecatan teras dan trotoar kantor Kelurahan Punggawan dan Kelurahan Mojosongo, membersihkan Taman Makam Pahlawan Surakarta dan Monumen 45 Banjarsari, donor darah, dan lainnya. Total pencapaian pelayanan di Pasak Surakarta adalah 5.325 jam dan jumlah kantong darah yang didonorkan adalah sebanyak 203 kantong.

Acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari Sudjarwo selaku Ketua Panitia acara peringatan 50 tahun Gereja di Indonesia, khususnya di Pasak Surakarta. Dalam sambutannya, ia menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada seluruh anggota yang berpartisipasi dalam acara pagelaran budaya ini. Ia menjelaskan bahwa acara ini memiliki makna yang besar terutama setelah para anggota melakukan banyak proyek pelayanan. “Acara ini bertujuan untuk merayakan bersama, berbagi sukacita dan menikmati pagelaran budaya”, jelasnya. “Saya berharap semangat kebersamaan yang dimiliki anggota akan terus ada,” tambah Sudjarwo.

Satu penampilan menarik dipersembahkan oleh anak-anak Pratama yang merupakan gabungan dari beberapa Lingkungan di Pasak Surakarta. Anak-anak ini menarikan tari kelinci yang melambangkan sukacita dan semangat dari anak-anak.

                    

Selanjutnya, Bapak Kinkin Sultanul Hakim selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta memberikan sambutannya mewakili Walikota Surakarta yang berhalangan hadir. Dalam sambutannya, ia memberikan pujian terhadap kegiatan pagelaran budaya yang mendukung pelestarian budaya Indonesia. Sambutan berikutnya diberikan oleh Bapak H. Jufri Harjo Suwarno sebagai perwakilan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang merupakan mitra baik dari Gereja. Ia menyampaikan bahwa keberagaman yang kita miliki seharusnya menjadikan alasan kita untuk saling menghargai.

Penatua Djarot Subiantoro dari Tujuh Puluh Area Asia juga memberikan kata sambutannya. Ia menjelaskan bahwa perayaan ini merupakan rangkaian dari perayaan 50 tahun Gereja di Indonesia. Sebelumnya, para anggota juga melakukan puasa bersama untuk kebaikan bersama.

Pemotongan tumpeng dilakukan sebagai simbolisasi ungkapan syukur yang dilakukan oleh para pemimpin Gereja di Pasak Surakarta, antara lain Presiden Budi Susanto selaku Presiden Pasak Surakarta, Agus Kusumarmanto selaku Direktur Urusan Kemasyarakatan, dan Penatua Djarot Subiantoro. Sebagai penghargaan dan ungkapan terima kasih bagi perwakilan pemerintahan khususnya yang ada di kota Surakarta, Gereja memberikan potongan tumpeng dan tanda mata kepada perwakilan pemerintahan dan mitra Gereja, antara lain Bapak Kinkin Sultanul Hakim, Bapak H. Jufri Harjo Suwarno, dan Bapak Teguh Riyanto selaku Kepala Seksi Kesatuan dan Ketahanan Bangsa Kota Surakarta. Sebelum masuk ke acara inti, pagelaran budaya dilanjutkan dengan tari Yapong yang ditampilkan oleh remaja putri gabungan dari beberapa Lingkungan di Pasak Surakarta.

                

Acara inti dari pagelaran budaya ini adalah pertunjukan ketoprak dengan judul “Eling den Elingo” yang artinya untuk selalu ingat, berjaga-jaga dan waspada dalam setiap tingkah laku kita. Para pemain ketoprak merupakan gabungan antara anggota Gereja dan para seniman profesional ketoprak. Pagelaran wayang orang yang berdurasi hampir dua jam itu memiliki pesan moral yang luar biasa, bahwa sesuatu yang baik harus didapatkan dengan usaha yang benar juga.

Mulyono sebagai salah satu pionir Gereja di Pasak Surakarta berbagi kesan bahwa ia sangat menikamti pagelaran ini. Ia menambahkan bahwa dengan adanya acara ini, masyarakat bisa melihat bahwa anggota Gereja juga menghargai kebudayaan daerah.

Acara ditutup dengan penampilan gabungan dari segenap panitia dan pengisi acara dalam sajian gerak tari dan lagu.

 

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.