Di sesi terakhir konferensi umum Oktober 2025, Presiden Dallin H. Oaks mengatakan bahwa keluarga dan bait suci adalah esensial dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
“Tata cara-tata cara yang diterima [di bait suci] memungkinkan kita untuk kembali sebagai keluarga kekal di hadirat Bapa Surgawi kita,” katanya.
Presiden Kuorum Dua Belas Rasul itu mengatakan Gereja akan “bergerak maju dalam menyediakan tata cara-tata cara bait suci bagi para anggota Gereja di seluruh dunia, termasuk kapan dan di mana mengumumkan pembangunan bait suci baru.” Dia tidak mengumumkan bait suci baru dalam ceramahnya, menyatakan bahwa “dengan banyaknya jumlah bait suci yang kini berada pada tahap awal perencanaan dan pembangunan, sudah sepantasnya bahwa kita memperlambat pengumuman akan bait suci baru.”
Keputusan ini, ujarnya, dibuat dengan persetujuan Kuorum Dua Belas Rasul.
Presiden Russell M. Nelson, yang wafat pada tanggal 27 September, 2025, telah mengumumkan pembangunan 200 bait suci baru selama masa pelayanan tujuh setengah tahunnya sebagai presiden Gereja.
“Dia senang mengumumkan bait suci-bait suci baru di penghujung setiap konferensi umum, dan kita semua bersukacita bersamanya,” kata Presiden Oaks.
Presiden Oaks memusatkan sisa pesannya pada pentingnya keluarga dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
“Doktrin Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir berpusat pada keluarga,” ujarnya. “Kita adalah Gereja keluarga.”
“Hubungan kita dengan Allah dan tujuan kehidupan fana kita dijelaskan dalam konteks keluarga. Injil Yesus Kristus adalah rencana Bapa Surgawi kita untuk manfaat anak-anak roh-Nya,” ujarnya.
“Kita dapat dengan sungguh-sungguh mengatakan bahwa rencana Injil pertama kali diajarkan kepada kita dalam dewan keluarga kekal, dilaksanakan melalui keluarga fana kita, dan takdir yang dimaksudkannya adalah untuk mempermuliakan anak-anak Allah dalam keluarga kekal.”
Dia bersaksi, “Juruselamat kita Yesus Kristus adalah teladan utama kita. Kita akan diberkati jika kehidupan kita mencontoh ajaran dan pengurbanan Diri-Nya. Mengikuti Kristus dan mengabdikan diri dalam pelayanan kepada satu sama lain adalah obat terbaik terhadap keegoisan dan individualisme yang kini sepertinya begitu umum.”

20251005_153646_CPowell_63870.jpg
President Dallin H. Oaks, Presiden Kuorum Dua Belas Rasul, berbicara pada akhir sesi Minggu siang di konferensi umum di Pusat Konferensi di Salt Lake City, Utah, tanggal 5 Oktober 2025.2025 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.Penatua Gary E. Stevenson dari Kuorum Dua Belas Rasul mengakhiri sesi Konferensi Umum ke-195 dari Pusat Konferensi di Taman Bait Suci di Salt Lake City, Utah.
Berbicara tentang akuntabilitas dan hari penghakiman, Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan bahwa salah satu tujuan Penciptaan dan kefanaan adalah untuk menyediakan bagi anak-anak Allah “kesempatan untuk bertindak dan menjadi apa yang Tuhan undang kita untuk menjadi.”
“Hak pilihan moral adalah ‘kuasa untuk bertindak secara independen’ yang memberdayakan kita sebagai anak-anak Allah untuk menjadi juru kuasa yang bertindak dan bukan sekadar objek yang ditindaki,” dia menjelaskan.
“Jika hasrat kita adalah untuk kesalehan dan perbuatan kita baik—artinya kita telah menggunakan iman kepada Yesus Kristus, membuat dan menaati perjanjian dengan Allah, dan bertobat dari dosa-dosa kita—maka penghakiman akan menjadi menyenangkan,” ujarnya.
20251005_120302_CBell_CMB_7799.JPG
Yang menghadiri konferensi berkumpul di Taman Bait Suci di Salt Lake City, Utah.2025 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.Penatua Dale G. Renlund dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan apa artinya mengambil nama Yesus Kristus ke atas diri sendiri. Semakin individu mengidentifikasi diri dengan dan mengingat Yesus Kristus, semakin mereka ingin menjadi seperti Dia.
“Ketika kita mengambil ke atas diri kita nama Yesus Kristus, kita menautkan nama kita dengan nama-Nya,” katanya. “Kita mengidentifikasi diri dengan-Nya. Kita dengan senang hati menjadi dikenal sebagai orang Kristen. Kita mengakui Juruselamat dan tanpa penyesalan berdiri untuk terhitung sebagai milik-Nya.”
Dia melanjutkan, “Sebagai murid-Nya, kita berubah menjadi lebih baik ketika kita berfokus kepada-Nya, lebih daripada kita berfokus kepada diri kita sendiri. Kita berupaya untuk menjadi seperti Dia dan mengupayakan untuk diberkati dengan atribut-atribut-Nya. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh agar dipenuhi dengan kasih amal, kasih murni Kristus.”
Penatua B. Corey Cuvelier, seorang Pembesar Umum Tujuh Puluh, berbicara mengenai kemuridan dan dipanggil dengan nama Kristus.
Dia menyatakan bahwa khotbah terhebat tidaklah terdengar melainkan dilihat “dalam tindakan dan perbuatan tanpa banyak bicara dalam kehidupan orang biasa yang, mencoba menjadi seperti Yesus, pergi melakukan kebaikan.”
“Identitas kita tidaklah didefinisikan oleh dunia,” ujarnya. “Tetapi kemuridan kita didefinisikan oleh tata cara yang kita terima, perjanjian yang kita tepati, serta kasih yang kita perlihatkan kepada Allah dan sesama dengan secara sederhana berbuat kebaikan.”
Menceritakan kisah Yunus dalam Perjanjian Lama, Penatua Matthew S. Holland, seorang Pembesar Umum Tujuh Puluh, berkata bahwa terlepas dari kekurangan manusiawi mereka, individu memiliki akses langsung pada bantuan ilahi dan penyembuhan.
“Kasih setia [belas kasihan] yang mengilhami kekaguman ini datang dalam dan melalui Yesus Kristus,” dia ajarkan. “Karena Dia mengenal dan mengasihi Anda secara sempurna … itu disesuaikan secara sempurna bagi Anda, dirancang untuk melegakan rasa sakit individu Anda dan menyembuhkan rasa sakit khusus Anda.”
Dia mengimbau “Berpalinglah kepada-Nya. Percayalah kepada-Nya. Layanilah Dia. Tersenyumlah. Karena di dalam Dia, dan Dia semata, ditemukan penyembuhan penuh dan bahagia dari Kejatuhan yang begitu mendesak kita semua butuhkan dan dengan rendah hati upayakan.”
20251005_112350_CBell_CMB_6897.JPG
Yang menghadiri konferensi berkumpul di Taman Bait Suci di Salt Lake City, Utah.2025 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.Penatua Carlos A. Godoy, seorang Pembesar Umum Tujuh Puluh, berbicara mengenai menemukan sukacita dan mengupayakan kuasa penyembuhan Juruselamat. Dia membeberkan bagaimana para Orang Suci di Afrika menghadapi tantangan hidup dan tuntutan dari gereja yang bertumbuh dengan sikap yang positif.
“Mereka menemukan sukacita terlepas dari tantangan-tantangan mereka,” ujarnya. “Mereka telah belajar bahwa hubungan kita dengan Juruselamat memungkinkan kita menghadapi kesulitan dengan wajah yang tersenyum dan hati yang bersyukur.”
Penatua John D. Amos, seorang Pembesar Umum Tujuh Puluh, berbicara mengenai kebahagiaan melalui pengamalan Injil.
“Rahasia sederhana untuk hidup bahagia hanyalah mengikuti resep Allah sebagaimana dirinci dalam tulisan suci. Saya menyebutnya ‘Resep Kabar Baik.’”
“Jawabannya selalu adalah Yesus Kristus,” katanya.
Penatua Ozani Farias, Pembesar Umum Tujuh Puluh, bersaksi bahwa Kitab Mormon memiliki kuasa untuk memperdalam keinsafan kepada Yesus Kristusdan menjawab “pertanyaan-pertanyaan jiwa.”
“Saya mengundang Anda untuk mengenyangkan diri dengan firman Kristus,” katanya, “dan itu akan membukakan pintu pada wahyu dan memperlihatkan kepada Anda apa yang perlu Anda lakukan dalam berbagai keadaan kehidupan Anda untuk mendekat kepada-Nya.”
Musik disediakan oleh Paduan Suara Tabernakel di Taman Bait Suci, di bawah arahan Mack Wilberg dan diiringi organis Andrew Unsworth and Richard Elliot.
Brother Sean R. Dixon, Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama Remaja Putra, dan Presiden Lembaga Pertolongan Umum Camille N. Johnson mengucapkan doa.
Individual Talk Summaries (By speaking Order)
- Elder David A. Bednar: “‘They Are Their Own Judges’”
- Elder B. Corey Cuvelier: ‘The Name by Which Ye Are Called’
- Elder Matthew S.Holland: ‘Forsake Not Your Own Mercy’
- Elder Carlos A. Godoy: ‘Smiling Faces and Grateful Hearts’
- Elder Dale G. Renlund: ‘Taking on the Name of Jesus Christ’
- Elder John D. Amos: ‘The Good News Recipe’
- Elder Ozani Farias: ‘The Book of Mormon — An Immeasurable Treasure on Our Journey’
- President Dallin H. Oaks: ‘The Family-Centered Gospel of Jesus Christ’