Rilis Berita

Presiden Nelson 101: Murid Yesus Kristus adalah Pembawa Damai

“Sebagai murid Yesus Kristus, kita harus menjadi teladan tentang bagaimana berinteraksi dengan orang lain—terutama ketika kita memiliki perbedaan opini. Salah satu cara termudah untuk mengenali seorang pengikut sejati Yesus Kristus adalah dengan melihat seberapa penuh kasih orang itu memperlakukan sesamanya,” tutur Presiden Russell M. Nelson.

Dalam konferensi umum April 2023 Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, Presiden Nelson—yang akan merayakan usia 101 tahun pada Selasa, 9 September 2025—mengimbau para anggota Gereja untuk menjadi pembawa damai.

“Pesan Juruselamat sangat jelas: Murid sejati-Nya membangun, mengangkat, mendorong, membujuk, dan mengilhami—tidak peduli seberapa sulit situasinya. Murid sejati Yesus Kristus adalah pembawa damai,” lanjutnya.

Pesan yang kuat—“pembawa damai dibutuhkan”—menjadi ungkapan yang banyak dikaitkan dengan Presiden Nelson dan warisannya sebagai seorang pemimpin di Gereja Yesus Kristus. Itu adalah ungkapan yang ia teladankan sepanjang hidupnya.

Pada 13 April 2023, Presiden Nelson menerima Penghargaan Nobel Perdamaian Gandhi-King-Mandela dari Morehouse College, sebuah universitas bersejarah bagi Orang Kulit Hitam di Georgia.

“Anda telah bekerja tanpa lelah untuk membangun jembatan pengertian alih-alih menciptakan tembok pemisahan,” ujar Pendeta Lawrence Edward Carter Sr., dekan Martin Luther King Jr. International Chapel, pada upacara penghargaan.

20230324_205816_LES_LES_4969.jpg
20230324_205816_LES_LES_4969.jpg
Pendeta Dr. Lawrence Edward Carter Sr. menyerahkan piagam penghargaan kepada Presiden Russell M. Nelson dengan Penghargaan Nobel Perdamaian Gandhi-King-Mandela inagurasi dari Morehouse College pada Jumat, 24 Maret 2023, di Gedung Administrasi Gereja di Taman Bait Suci, Salt Lake City.2023 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.
Download Photo

Dalam sebuah pesan rekaman, Presiden Nelson menerima penghargaan itu dengan menyatakan, “Allah tidak mengasihi satu ras lebih daripada yang lain. Perasaan inklusif-Nya sangat jelas. Seperti yang tercatat dalam Kitab Mormon, yang saya anggap sebagai kitab pendamping Alkitab, Juruselamat ‘mengundang semua orang untuk datang kepada-Nya dan menikmati kebaikan-Nya; … Dia [tidak menolak] siapa pun yang datang kepada-Nya, hitam dan putih, terikat dan bebas, laki-laki dan perempuan; … semua sama di hadapan Allah.’”

Sahabat dekat Presiden Nelson adalah Pendeta Amos C. Brown, pendeta emeritus dari Third Baptist Church di San Francisco dan anggota dewan National Association for the Advancement of Colored People (NAACP). Keduanya bersama dengan para pemimpin NAACP lainnya pada Juni 2021 mengumumkan inisiatif baru dalam bidang pendidikan dan kemanusiaan terkait kolaborasi berkelanjutan mereka yang dimulai pada 2018.

NAACP
NAACP
Presiden Russell M. Nelson bersama para penasihatnya, Presiden Dallin H. Oaks dan Presiden Henry B. Eyring, dalam konferensi pers bersama National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), 17 Mei 2018, menyerukan lebih banyak kesantunan dan keharmonisan ras di dunia.2018 Intellectual Reserve, Inc. Alle Rechte vorbehalten.
Download Photo

“Upaya-upaya ini mewakili keinginan berkelanjutan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir untuk mengajarkan dan menjalankan dua perintah terbesar—mengasihi Allah dan sesama,” ujar Presiden Nelson pada konferensi pers 14 Juni 2021.

Pada perayaan ulang tahun ke-100 Presiden Nelson, 9 September 2024, Pendeta Brown berkata tentang sahabatnya:

“[Pada Konvensi Nasional NAACP tahun 2019], saya memperkenalkan beliau sebagai saudara dari ibu yang berbeda. Dan saya benar-benar maksudkan itu karena saya langsung merasakan jiwa yang sejiwa ketika pertama kali bertemu dengannya. Ia datang dengan rekam jejak memimpin Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir menuju usaha yang lebih tinggi dalam rekonsiliasi ras, pemahaman, dan bekerja untuk menyediakan hari yang lebih baik bagi semua anak Allah—khususnya mereka yang tinggal di komunitas perkotaan di seluruh negeri ini. Tuan Presiden, saya berharap lebih banyak tahun lagi bagi Anda dan istri Anda yang terkasih, Ny. Nelson, dan agar Anda terus maju dari kekuatan pada kekuatan, menjaga komunitas terkasih tetap utuh.”

20240909_1723_CSmith_2475.jpg
20240909_1723_CSmith_2475.jpg
Presiden Russell M. Nelson bersama istrinya, Wendy (kanan), dengan Pendeta Amos Brown dan istrinya, Jane E. Brown (kiri), pada perayaan ulang tahun ke-100 di Gedung Pusat Konferensi, Taman Bait Suci, Salt Lake City, Utah, pada 9 September 2024.2024 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.
Download Photo

Pendeta Andrew Teal, seorang imam Anglikan dan teolog Universitas Oxford, menambahkan, “Terima kasih telah menjadi pemimpin iman dunia yang begitu mudah didekati. Terima kasih telah memimpin umat Anda sebagai pemimpin perintis sejati, tanpa meninggalkan siapa pun. Dan terima kasih juga karena telah menyentuh hati banyak orang.”

Robert P. George, seorang profesor Universitas Princeton, berkata, “Prinsip dasar dari semua moralitas yang benar adalah martabat mendalam yang melekat dan setara dari setiap anggota keluarga manusia. Dan melalui ajaran maupun teladan, Anda telah mengajarkan kepada kita semua apa artinya berlaku adil terhadap prinsip itu, untuk hidup sesuai dengan tuntutannya.”

Dan Rabi Joseph Potasnik, wakil presiden eksekutif Dewan Rabi New York, berkata, “Anda benar-benar telah menjalani kehidupan yang penuh tujuan, membawa pesan Allah melalui karya-karya kebaikan Anda di seluruh dunia. Setiap ulang tahun kita sering meniup lilin. Saya sarankan [Anda] tetap menyalakannya agar kami terus dapat menikmati cahaya, kasih, dan kesetiaan Anda. Seperti yang kami katakan di New York, mazel tov.”

NY-Commission-of-Religious-Leaders-OFP
NY-Commission-of-Religious-Leaders-OFP
Rabi Joseph Potasnik dari New York menyapa Presiden Russell M. Nelson di Gedung Administrasi Gereja pada Kamis, 16 Juni 2022.2022 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved.
Download Photo