Seiring dengan berlalunya waktu, tagihan terus menumpuk dan jumlah dalam rekening bank sudah menipis. Lalu, kebanyakan rumah tangga ini sekarang kehabisan bahan-bahan pokok seperti beras, kacang-kacangan, kurma, kacang lentil dan rempah-rempah.
Hafsa Ahmed, seorang akademisi dari Lincoln University di Christchurch, bertemu dengan banyak keluarga dan mengenali kebutuhan ini. Saat itulah ia membentuk badan amalnya yang bernama Lady Khadija Charitable Trust, dan bermitra dengan sejumlah organisasi lainnya guna mencetuskan inisiatif “Boxes of Love”.
- Boxes-of-Love4.jpeg
- Boxes-of-Love11.jpeg.jpg
- Boxes-of-Love6.jpeg
- Boxes-of-Love12.jpeg.jpg.jpeg
- Boxes-of-Love2.jpeg
- Boxes-of-Love13.jpeg.JPG
- Boxes-of-Love9.jpeg
- Boxes-of-Love5.jpeg
- Boxes-of-Love10.jpeg
- Boxes-of-Love3.jpeg
- Boxes-of-Love.jpeg
1 / 2 |
Ahmed bergabung dengan sahabat karibnya, Noeline Odgers, Direktur Urusan Kemasyarakatan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Christchurch, di Lincoln University Christchurch pada Jumat, 24 Mei.
Relawan lainnya juga turut membantu menyiapkan 50 kotak berisi bahan kebutuhan pokok. 50 kotak lainnya juga akan disiapkan dan diantar ke banyak keluarga lainnya dalam beberapa hari mendatang.
Makanan dan barang-barang kebutuhan lainnya juga didonasikan oleh Asosiasi Mahasiswa Lincoln University dan lembaga amal St. Vincent de Paul. Bahan pangan lainnya didonasikan oleh masyarakat Christchurch.
Putra dari pemimpin masyarakat dan dosen ini, Hussain, yang berusia 8 tahun, bekerja bersama relawan lainnya, dengan terampil menutup kotak-kotak dan memuatnya ke mobil-mobil. Ibunya enggan melibatkan anak-anak dalam kengerian hari itu, tetapi ia merasa bahwa berpartisipasi dalam pelayanan ini akan membantu memperkuat nilai kebaikan di dunia bagi putranya.
Memposting di laman Facebook Lady Khadija Charitable Trust New Zealand, Ahmed merangkum upaya kemitraan ini: "Dari dialog antaragama menjadi tindakan—karena kemanusiaan adalah yang menghubungkan kita semua."
Tonton video terkait yang menampilkan pertemuan Presiden Russell M. Nelson dengan para pemimpin Muslim di Auckland pada 22 Mei.