SG-Temple-Groundbreaking_Shovel-1.jpg
Rilis Berita

Upacara Pencangkulan Pertama Dilaksanakan untuk Bait Suci Singapura

Para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, bersama dengan para pemimpin pemerintah, lintas agama, dan komunitas, berkumpul pada hari Sabtu, 28 Juni 2025, untuk upacara pencangkulan pertama Bait Suci Singapura—bait suci pertama Gereja di negara ini.

Di antara para tamu kehormatan adalah Bapak Desmond Lee, Menteri Pendidikan, yang bergabung dengan lebih dari 500 hadirin di lokasi dan lokasi-lokasi lain untuk memperingati tonggak sejarah yang penting ini.

Penatua Kelly R. Johnson dari Presidensi Area Asia mengetuai upacara tersebut dan mengucapkan doa pendedikasian. “Saat kami melakukan pencangkulan pertama ini,” dia berdoa, “berkatilah kami dengan tekad yang lebih besar untuk mempersiapkan diri sekarang bagi Kedatangan Kedua Putra-Mu, Yesus Kristus, dan untuk menjadikan kemuridan kami bagi Yesus Kristus sebagai prioritas utama kami.”

Imbauan untuk mempersiapkan diri secara rohani bergema di sepanjang sambutan yang disampaikan oleh para pembicara.

“Persiapan ini bukan hanya tentang mempersiapkan sebuah bangunan—ini adalah tentang mempersiapkan hati kita untuk menjadi lebih dekat dengan Juruselamat,” tutur Jarel Foo, seorang remaja putra dari Lingkungan Sembawang. “Sama seperti para pekerja konstruksi yang dengan hati-hati meletakkan setiap batu landasan, kita dapat dengan hati-hati membangun landasan rohani kita sendiri, satu pilihan demi satu pilihan.”

Bagi para Orang Suci Zaman Akhir seperti Brother Foo, bait suci adalah rumah Tuhan, tempat yang paling sakral di bumi. Mereka beribadat di bait suci terutama untuk membuat janji dengan Allah dan berperan serta dalam upacara sakral seperti pernikahan kekal yang menyatukan keluarga di dunia dan di kehidupan selanjutnya. Kekudusan bait suci mengilhami para anggota untuk merefleksikan posisi rohani mereka di hadapan Allah, mengupayakan hubungan yang lebih dekat dengan-Nya dan merasakan kasih serta kedamaian-Nya.

“Sewaktu kita bertumbuh dalam pemahaman kita tentang Dia melalui tata cara-tata cara dan ajaran-ajaran di bait suci, kita mulai melihat dengan lebih jelas siapa Kristus itu, dan siapa diri kita bagi-Nya,” tutur Krystine Osumo dari Lingkungan Dewasa Lajang Muda. “Jika ada sesuatu yang memberi saya keyakinan setelah pergi ke bait suci, itu adalah mengetahui bahwa saya tidak harus sempurna sebelum saya merasakan kehadiran dan dukungan-Nya dalam hidup saya.”

Rita Woo dari Lingkungan Newton, salah seorang pionir Gereja di Singapura sejak tahun 1970, merefleksikan masa-masa awal Gereja di negara ini.

“Saat itu saya bahkan belum pernah mendengar tentang bait suci karena kami bahkan tidak memiliki gedung pertemuan,” tutur Sister Woo. Para anggota Gereja di Singapura, seperti dia, harus berkorban untuk melakukan perjalanan ke tempat-tempat seperti Hong Kong, Taipei, Manila, atau bahkan Amerika Serikat untuk berperan serta dalam upacara-upacara bait suci. Memiliki bait suci di negara mereka sendiri adalah sesuatu yang “telah mereka doakan, harapkan, dan nantikan selama bertahun-tahun,” tuturnya.

Sejak didirikan pada tahun 1968, Gereja di Singapura telah berkembang menjadi lebih dari 3.000 anggota. Impian mereka yang telah lama ditunggu-tunggu menjadi kenyataan ketika Presiden Gereja, Russell M. Nelson, mengumumkan bait suci dalam konferensi umum April 2021.

Dengan doa-doa mereka yang dijawab, Sister Woo mengatakan bahwa yang lebih penting daripada datang ke upacara pencangkulan pertama adalah “menghadiri bait suci secara teratur dan menjalankan perjanjian-perjanjian yang kita buat di bait suci yang akan memberi kita kekuatan dan perlindungan yang kita perlukan. Marilah kita ingat untuk tidak hanya pergi ke bait suci tetapi agar perjanjian-perjanjian yang kita buat di bait suci ditepati secara menyeluruh.”

Dalam ceramah penutupnya, Penatua Johnson berkata, “Pekerjaan bait suci adalah sebuah pekerjaan kasih. Bait suci di Singapura ini akan membuat perbedaan bagi seluruh komunitas. Ini akan mendatangkan terang bagi komunitas yang belum pernah ke sini sebelumnya.”

Bait Suci Singapura akan dibangun di atas lahan seluas 4.047 meter persegi yang terletak di Jalan Pasir Panjang No. 233. Rencana pembangunannya meliputi bait suci dua lantai dengan luas sekitar 1.672 meter persegi, serta gedung pertemuan dan pusat kedatangan yang berdekatan dengan bait suci. Selain melayani para anggota Gereja di Singapura, bait suci ini juga akan memberkati para Orang Suci Zaman Akhir di Malaysia dan Indonesia, menawarkan kepada mereka sebuah tempat sakral untuk beribadat yang lebih dekat dari tempat tinggal mereka.

Bait suci berbeda dengan gedung pertemuan Gereja (kapel). Semua orang dipersilakan untuk menghadiri kebaktian ibadat hari Minggu dan kegiatan-kegiatan hari kerja lainnya di gedung pertemuan setempat. Tujuan utama bait suci adalah agar para anggota Gereja Yesus Kristus yang setia dapat berperan serta dalam upacara sakral yang menyatukan keluarga untuk selamanya.

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.