Rilis Berita

Nabi Bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan

Presiden Russell M. Nelson dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu, 9 Maret 2019, yang merupakan pertemuan pertama antara seorang presiden Orang Suci Zaman Akhir dan seorang paus. Kunjungan ini dilaksanakan sehari sebelum Presiden Nelson mendedikasikan bait suci pertama Gereja di Roma. Presiden Nelson didampingi oleh Presiden M. Russell Ballard dari Kuorum Dua Belas Rasul.

Setelah pertemuan yang berlangsung selama 33 menit ini, Presiden Nelson dan Presiden Ballard mengadakan jumpa pers. “Kami mendapat pengalaman yang paling ramah dan tak terlupakan. Yang Mulia, ia sangat ramah dan hangat dan menyambut,” kata Presiden Nelson. Ia melanjutkan, “Ia begitu manis dan luar biasa, dan betapa beruntungnya umat Katolik memiliki pemimpin yang begitu ramah, peduli, penuh kasih, dan cakap.”

 

Presiden Nelson melanjutkan, “Kami berbicara tentang kepedulian kami terhadap orang-orang yang menderita di seluruh dunia dan keinginan untuk meringankan penderitaan umat manusia. Kami berbicara tentang pentingnya kebebasan beragama, pentingnya keluarga, kepedulian kami terhadap kaum muda [dan] sekularisasi dunia dan betapa orang-orang mesti datang kepada Allah dan memuja-Nya, berdoa kepada-Nya, dan memiliki stabilitas yang dapat diperoleh dari beriman kepada Yesus Kristus ke dalam hidup mereka.”

Menurut Presiden Ballard, mereka berbicara tentang hubungan dekat antara kedua kepercayaan ini dalam bekerjasama mengerjakan proyek-proyek kemanusiaan. “Kami menjelaskan kepada Yang Mulia bahwa kami bekerja berdampingan, bahwa kami memiliki proyek-proyek bersama Layanan Bantuan Katolik (Catholic Relief Services) di seluruh dunia di lebih dari 43 negara. [Kami telah] bekerja berdampingan sebagai mitra dalam upaya meringankan penderitaan. Ia sangat tertarik pada hal tersebut.”

Penatua Alessandro Dini-Ciacci, seorang pemimpin lokal di Roma, juga menghadiri pertemuan ini. “Betapa sangat mengilhami bagi saya untuk menyaksikan dua pemimpin agama terkemuka bertemu dan berbagi rasa persaudaraan,” katanya. “Ini sangat indah untuk disaksikan dan merupakan sesuatu yang tentunya dapat kita pelajari dalam pergaulan kita dengan orang-orang dari kepercayaan lain.” Penatua Massimo De Feo dari Tujuh Puluh hadir juga dalam pertemuan tersebut. Ia berkata bahwa para pemimpin segera terhubung. “Merupakan perasaan yang menakjubkan melihat bagaimana mereka tampak seperti sahabat lama setelah bertemu selama satu menit. Presiden Nelson dan Paus Fransiskus berbagai kasih dan rasa hormat yang sangat besar bagi satu sama lain.”

 

Dialog antaragama telah menjadi praktik para pemimpin Orang Suci Zaman Akhir sejak masa awal kepercayaan ini. Sejak menjadi pemimpin Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir pada 2018, Presiden Nelson telah terlibat dengan para wali gereja Katolik Roma selama beberapa kegiatan kunjungan pelayanannya. Di Texas pada November lalu, ia bertemu dengan Uskup Agung Gustavo Garcia-Siller dari Keuskupan Agung Katolik San Antonio. Dan bulan lalu di Arizona, ia berbicara kepada Most Rev. Thomas J. Olmsted, Uskup Katolik di Phoenix. Presiden Nelson telah berperan serta dalam banyak upaya penjangkauan serupa lainnya selama 35 tahun masa pelayanannya sebagai seorang rasul, bepergian ke lebih dari 130 negara untuk melayani Orang-Orang Suci Zaman Akhir dan para sahabat dari kepercayaan lain.

Presiden Nelson diwawancarai pada Oktober 2018 oleh Sergio Rubin, penulis biografi Paus Fransiskus, selama kunjungan pelayanan di Uruguay. Presiden Nelson dan Rubin secara singkat membahas tentang Bait Suci Roma Italia. “Kami menghargai kebaikan paus dan Vatikan. Mereka teramat ramah dalam menyambut kami,” kata nabi saat itu.

Dialog antaragama antara umat Katolik dan Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Vatikan mencakup Presiden Henry B. Eyring (penasihat mendiang Presiden Gereja Thomas S. Monson) berjabatan tangan dengan Paus Fransiskus selama pertemuan puncak Vatikan tentang pernikahan. Pada 2010, Presiden Ballard mengunjungi para pemimpin Katolik di Vatikan. Pada 1995, mendiang Presiden Gordon B. Hinckley memberikan salinan Ensiklopedia Mormonisme ke Perpustakaan Vatikan.

Para pemimpin Katolik dan Orang Suci Zaman Akhir juga telah bertemu di kesempatan lainnya. Misalnya, pada 2010, mendiang Kardinal Francis George (1937–2015), yang ketika itu menjabat sebagai pemimpin United States Conference of Catholic Bishops (USCCB), berbicara di Brigham Young University dan bertemu dengan para rasul Orang Suci Zaman Akhir. Baru-baru ini, para rasul juga telah membahas sejumlah isu bersama dengan Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York. Dan sejumlah pemimpin Katolik telah mengunjungi Utah. Ini mencakup Uskup Agung Joseph Kurtz dari Louisville (saat itu menjabat sebagai presiden USCCB), yang mengunjungi Taman Bait Suci pada 2016, dan Uskup Agung Charles J. Chaput dari Philadelphia, yang telah beberapa kali berbicara di Brigham Young University. Pada 2015, Uskup Agung Chaput mengundang Penatua D. Todd Christofferson dari Kuorum Dua Belas Rasul untuk berbagi asas-asas yang diyakini oleh Orang-Orang Suci Zaman Akhir dalam memperkuat keluarga selama Pertemuan Keluarga se-Dunia di Philadelphia.

Di Utah, Gereja telah memupuk hubungan yang kuat dalam beberapa dekade terakhir dengan Keuskupan Katolik Roma di Salt Lake City. Presiden Ballard dan Penatua Christofferson bergabung dengan umat Katolik di Utah untuk pengangkatan Uskup Oscar A. Solis, yang ditunjuk oleh Paus Fransiskus pada 2017 untuk memimpin umat Katolik di Utah. “Orang-Orang Suci Zaman Akhir menghargai persahabatan yang telah lama terbina dengan komunitas Katolik di Utah dan di seluruh dunia,” kata Presiden Ballard saat itu. Presiden Ballard juga menghadiri misa pengangkatan Uskup Agung John C. Wester di Santa Fe, New Mexico. Uskup Agung Wester, pendahulu Uskup Solis, menjabat sebagai uskup Katolik di Utah selama delapan tahun.

Sumber Tambahan

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.