Mufti Agung Kaukasus Mengunjungi Presidensi Utama

Pemimpin rohani Muslim di Kaukasus telah mengakhiri kunjungan empat hari ke kantor pusat Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.

Saat berada di Salt Lake City (28 Februari–3 Maret 2023), Haji Allahshükür Hummat Pashazade, Syekh ul-Islam dan Mufti Agung Kaukasus, bertemu dengan Presidensi Utama serta Penatua David A. Bednar dan Ronald A. Rasband dari Kuorum Dua Belas Rasul. Dia juga singgah di Welfare Square, Pusat Konferensi, Universitas Brigham Young, Gedung Kongres Utah, serta komunitas Yahudi dan Muslim setempat.

Downloadable B-roll & SOTs

“Saya merasa bahwa Gereja Yesus Kristus menunjukkan sikap persaudaraan terhadap kami umat Islam,” kata Syekh ul-Islam melalui seorang penerjemah dalam sebuah wawancara hari Jumat pagi di Grand America Hotel, hanya beberapa blok di selatan Taman Bait Suci. “Inilah yang diperintahkan Yang Mahakuasa kepada kita semua, seluruh umat manusia. Dan kami melakukan hal yang sama. Saya berharap bagi semua, di seluruh dunia, untuk mengikuti jalan yang benar ini, jalan Allah ini.

Mufti Agung pertama kali bertemu Penatua Rasband dan pemimpin Gereja lainnya bulan September 2021 di Forum Antaragama G20 di Italia. “Halo, teman lamaku,” kata Penatua Rasband saat berkumpul kembali dengan pemimpin Muslim tersebut dan delegasinya di Salt Lake City hari Rabu, 1 Maret 2023.

“Saya sangat bersyukur bertemu dengan Anda brother dan sister yang luar biasa dari Azerbaijan,” ujar Penatua Rasband. “Saya ingin Anda tahu, kami akan menjadi teman Anda.”

Penatua Gary E. Stevenson (di Indonesia selama Forum Agama R20 2022) dan Ulisses Soares (di Kazakhstan selama Kongres Ketujuh Pemimpin Dunia dan Agama Tradisional tahun 2022) juga pernah bertemu dengan Mufti Agung.

Penatua Jack N. Gerard dari Tujuh Puluh, yang mengunjungi Syekh ul-Islam di Baku, Azerbaijan, pada akhir tahun 2022, berkata bahwa para pemimpin Gereja “merasa terhormat bahwa Mufti Agung dan delegasinya datang ke Amerika Serikat untuk menemui berbagai pemimpin, tetapi secara khusus untuk datang menemui Presidensi Utama Gereja.”

Download Photo

Syekh ul-Islam dalam kunjungannya ke Utah didampingi oleh delegasi yang terdiri lebih dari selusin pemimpin pemerintah, sipil, dan agama Azerbaijan. Di antara mereka yang hadir adalah Khazar Ibrahim, duta besar Republik Azerbaijan untuk Amerika Serikat.

Ibrahim memuji keterbukaan Gereja terhadap agama lain.

Download Photo

“Yang teramat jelas adalah toleransi—toleransi, toleransi, toleransi,” kata Ibrahim. “Gereja merangkul setiap kepercayaan. … Kita hendaknya tidak hanya mengembangkan [toleransi dan inklusivitas], kita juga hendaknya menunjukkan kepada orang lain serta kita hendaknya lebih vokal dan lebih aktif dalam membantu orang lain mengikuti jalan ini, yang merupakan satu-satunya jalan untuk keharmonisan dunia.”

Sahib Novruz oglu Nagiyev, wakil ketua Komite Negara untuk Asosiasi Keagamaan Azerbaijan, mengatakan dia terilhami oleh kunjungannya ke Welfare Square dan bantuan yang ditawarkan kepada orang yang membutuhkan dari semua agama. “Kami, pada gilirannya, kini akan memikirkan teladan dan model ini serta mencoba mempraktikkannya di Azerbaijan,” katanya melalui seorang penerjemah.

Mufti Agung mengatakan kesannya dari kunjungan dengan Presidensi Utama dan para pemimpin Gereja lainnya adalah “sangat, sangat positif.” Pertemuan dengan para pemimpin Gereja berlangsung di Gedung Administrasi Gereja, yang menampilkan kayu yang diimpor dari Kaukasus dan daerah lainnya.

“Itu sangat mengesankan dan berarti bagi saya,” kata Mufti Agung itu. “Saya berharap saya telah mengunjungi Utah sebelumnya. Sejak menit pertama, saya merasakan keramahan yang hangat itu.”

Download Photo

Syekh ul-Islam mengatakan dia menyampaikan salam kepada Presidensi Utama dari presiden dan rakyat Azerbaijan. Menanggapi hal itu, katanya, Presidensi Utama memintanya untuk menyampaikan salam dan hormat mereka kepada Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.

Pemimpin Muslim tersebut meminta Presidensi Utama untuk berdoa bagi Azerbaijan. Dia berkata bahwa dia tergerak mendengar Nabi Gereja dan Presiden Russell M. Nelson berjanji untuk menghormati permintaan itu.

Syekh, yang telah menjadi pemimpin Muslim selama 44 tahun, mengatakan bahwa dia juga terilhami oleh musik organ yang didengarnya di Pusat Konferensi pada hari Rabu.

“Saya suka musik organ. Saya biasa mendengarkan musik organ [di setiap kesempatan],” katanya. “Saya juga memiliki kesempatan itu di Salt Lake City. Dan, percayalah, saya merasa jiwa saya melambung tinggi saat saya mendengarkan musik itu.

Saya berharap Presidensi Utama dan para penatua panjang umur dan memperoleh berkat dari Yang Mahakuasa untuk memperkenankan mereka melayani orang-orang dan negara mereka selama mungkin,” kata Syekh. “Saya yakin hubungan kita akan memiliki hasil yang sangat mengesankan dan baik karena itu adalah kehendak Yang Mahakuasa.”