Untuk pertama kalinya Konferensi Untuk Kekuatan Remaja (UKR) Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir diadakan di Indonesia. Berbeda dengan konferensi remaja yang biasanya dilaksanakan, Konferensi UKR berada di bawah arahan Presidensi Area Asia, diadakan selama 5 hari, dan sebagian besar petugas adalah dewasa lajang muda. Namun tujuannya tetap sama, yaitu untuk memperdalam keinsafan para peserta kepada Injil Yesus Kristus.
Sebanyak 210 remaja Orang Suci Zaman Akhir usia 14-18 tahun menjadi peserta Konferensi UKR kali ini. Dengan semangat yang luar biasa mereka melakukan perjalanan dari berbagai kota di Indonesia dan Timor Leste menuju lokasi diselenggarakannya Konferensi UKR, yaitu di d’Emmerick Hotel Salatiga.
Diawali dengan kegiatan orientasi dan membahas tema UKR yang diambil dari Yohanes 14:15, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku”, para peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok, dan setiap kelompok diminta untuk menentukan nama, membuat yel, dan menetapkan gol kelompok. Setiap kelompok didampingi oleh seorang pembimbing dari dewasa lajang muda yang akan menemani mereka selama berada di Konferensi UKR.
Setiap hari selalu diawali dengan kebaktian pagi. Para remaja memiliki kesempatan untuk menelaah tulisan suci, saling mengajar, dan berpartisipasi dalam sesi tanya jawab. Selain itu mereka juga mendapatkan pelajaran dari para pemimpin Gereja dan narasumber yang mumpuni. Sister Linda Subiantoro dan Uskup Wijaya mengingatkan para remaja mengenai bahaya pornografi dan bagaimana mengatasi serta menghindarinya. Presiden Budi Susanto mengajarkan tentang menjaga standar sebagai anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir dalam cara berpakaian dan bertutur kata. Penatua Djarot Subiantoro memberikan pengarahan mengenai penggunaan media sosial. Dan Brother Adhika Kusumarmanto berbagi mengenai pentingnya pendidikan, bahwa pendidikan adalah salah satu hal yang akan menyelamatkan kita di kehidupan mendatang.
Di salah satu hari Konferensi UKR, para remaja berkesempatan untuk menjadi misionaris dengan mengenakan name tag sepanjang hari. Mereka mempelajari salah satu asas Injil dan mencoba untuk mengajarkannya, seperti layaknya seorang misionaris. Selain itu mereka juga menyaksikan sebuah video yang berisi kesaksian dari para misionaris dan purnamisionaris. Mengenai video tersebut, salah seorang remaja berkata bahwa ia dapat melihat perubahan baik dari temannya yang melayani misi, dan ia pun ingin mengalami perubahan yang sama.
Melalui Konferensi UKR, para remaja diharapkan untuk lebih mengenal kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus. Dalam pembahasan tentang “Kristus yang hidup” yang dipimpin oleh Brother Joseph Ariono, para remaja berpartisipasi dan berbagi kesaksian mereka mengenai siapa Yesus Kristus bagi mereka. Siza Silva, remaja putri dari Timor Leste menuturkan, “Saya merasa sangat diberkati dapat mengikuti Konferensi UKR. Melalui kegiatan-kegiatan yang ada, kesaksian saya mengenai Injil Yesus Kristus menjadi dikuatkan.”
Sama seperti konferensi remaja sebelumnya, para remaja juga memiliki kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka dalam Malam Bakat, seperti bernyanyi, menari, bermain perkusi, bahkan stand-up comedy. Setiap penampilan selalu mendapat dukungan yang meriah. Dalam program musik, para remaja menampilkan paduan suara diikuti dengan presentasi dan kesaksian mereka. Sister Ship berbagi kesan ketika merasakan Roh memenuhi ruangan saat itu, “Jangan pernah melupakan perasaan yang Anda miliki saat Anda berada di sini.”
Konferensi UKR juga menjadi sangat spesial karena kedatangan Penatua David F. Evans selaku Presiden Area Asia bersama istrinya. Penatua Evans sangat menyukai tema Konferensi UKR. Ia berkata, “Ketika Anda memutuskan untuk mematuhi perintah-perintah Allah, hidup Anda akan baik-baik saja.” Ia juga menambahkan, “Roh dan perasaan para remaja adalah luar biasa. Saya percaya bahwa generasi ini akan bangkit dan menolong melayani negara serta membawa Injil kepada orang-orang.”
Semua kegiatan dalam Konferensi UKR dikemas secara menarik dan menyenangkan, banyak berupa bermain peran dan permainan, sehingga semua remaja selalu terlibat dan tidak merasa jenuh. Proyek pelayanan juga menjadi bagian dari Konferensi UKR. Para remaja mengunjungi Panti Asuhan dan Panti Wreda Salib Putih. Di sana mereka melakukan pelayanan kebersihan serta menghibur anak-anak dan lansia yang ada di sana. Mbah Samsi yang berusia 91 tahun merasa senang dan sangat terhibur dengan pertunjukan yang diberikan oleh para remaja, ia bahkan ikut bergabung dalam tarian yang ditampilkan.
Berkumpul selama 5 hari telah mempererat tali persahabatan di antara para remaja yang berpartisipasi dalam Konferensi UKR 2019. Ketika waktunya telah tiba untuk pulang ke kota masing-masing, banyak air mata menetes ketika kata perpisahan diucapkan. Para remaja merasakan Roh yang kuat hadir selama Konferensi UKR, banyak dari mereka merasa telah dikuatkan dan diinsafkan. Brother dan Sister Tandiman berpesan, “Kami berharap Anda pulang dengan tekad yang kuat untuk menjadi lebih baik di kalangan sekolah, keluarga, terutama dalam hubungan Anda dengan Yesus Kristus.”
Untuk informasi lebih lanjut, baca di UKR Pertama di Indonesia.