Rilis Berita

Misionaris dari Indonesia Menerima Berkat-Berkat Bait Suci di Cebu Filipina

Cebu Temple at Night

Pada bulan April tahun ini (2022) semua misionaris penuh waktu lokal yang melayani di Indonesia belum menghadiri bait suci karena pembatasan Covid-19. Ketika pembatasan perjalanan mulai mereda Presidensi Area Asia menyatakan keinginan agar semua misionaris lokal yang melayani di Asia berkesempatan menghadiri bait suci dan menerima pemberkahan mereka. Kelompok misionaris pertama yang menghadiri bait suci di Cebu Filipina pada bulan Mei terdiri dari 13 sister. Kemudian 10 elder pergi pada bulan Juli. Satu lagi kelompok elder akan pergi ke bait suci di Cebu pada bulan Agustus. Semua misionaris lokal baru akan menghadiri Bait Suci Manila ketika mereka masuk PPM di Manila karena bait suci berada di seberang jalan dari PPM.

Para misionaris menerima pemberkahan mereka masing-masing dan kedua kelompok ini juga melaksanakan banyak tata cara Bait suci bagi anggota keluarga mereka yang telah meninggal. Catatan silsilah langka di Indonesia sehingga banyak nama yang dibawa ke bait suci itu adalah untuk kakek-nenek dan buyut mereka berdasarkan informasi yang diperoleh para misionaris dari orang tua mereka.

Sister Bowongkota (paling kanan)

Sister Jeine Bowongkota, berkata, “Saya sangat bersyukur untuk pertama kalinya bisa pergi ke bait suci yang berada di Cebu dan mewakili ibu dan nenek saya dalam tata cara rumah Tuhan.” Sister Bowongkota berharap akan mendapat kenyamanan di bait suci setelah menerima berita kematian ibunya hanya dua bulan sebelumnya dan juga kehilangan ayahnya 5 tahun sebelumnya. Dia tahu bahwa tidak mungkin melakukan tata cara untuk ibunya karena adanya peraturan masa tunggu satu tahun setelah seseorang meninggal, namun, hanya empat hari sebelum kelompok itu dijadwalkan terbang, Sister Stone, seorang misionaris senior di kantor Jakarta, mendengar di pertemuan daring FamilySearch bahwa peraturan diubah sehingga patron akan diizinkan melakukan tata-cara bait suci untuk leluhurnya yang telah meninggal hanya dengan waktu tunggu selama 30 hari dan bahwa perubahan ini efektif saat itu. Sister Stone dengan cepat memberi tahu Sister Bowongkota tentang kabar baik itu. Sister Bowongkota mengatakan yang berikut mengenai kunjungannya ke bait suci.

“Sewaktu berada di dalam bait suci, perasaan yang hangat ini mampu menyadarkan saya tentang pekerjaan Tuhan yang luar biasa ini bagi anak-anak-Nya di bumi ini, mungkin kalau tanpa pekerjaan bait suci saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk bisa mewakili ibu saya di dalam bait suci. Saya pikir saya harus menunggu cukup lama yaitu setahun untuk bisa mewakili ibu saya di dalam bait suci, karena ibu saya baru saja meninggal dunia di bulan Maret kemarin dan itu membuat saya merasa sedih dan terluka karena saya harus mendengar kabar yang sangat menyedihkan bagi saya di waktu saya melayani misi. Tetapi suatu keajaiban dan mukjizat bagi saya dimana, hanya dalam waktu 4 hari sebelum saya pergi ke bait suci di Cebu, ternyata saya dikabari bahwa saya bisa membawa nama ibu saya ke bait suci untuk dilakukan tata cara-tata cara di dalam bait suci. Saya bersyukur bahwa Tuhan mempersatukan saya dengan kedua orang tua saya dengan cara yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Mungkin saya pikir suatu keadaan yang menyedihkan, yang terjadi di dalam kehidupan saya, adalah suatu hal yang akan membuat saya hancur tetapi ternyata di balik itu semua ada rencana Tuhan yang indah. Saya tahu Tuhan mengetahui keadaan saya di misi dengan memberikan penghiburan kepada saya dengan adanya perjalanan ke bait suci bersama para sister misionaris. Saya bersyukur tulisan suci mengatakan, ‘Semua 'kan indah pada waktunya,’ tetapi dengan cara dan waktu Tuhan.”

Elder Chrystiawan (barisan depan paling kiri)

Para elder yang mengunjungi bait suci satu bulan kemudian juga melakukan banyak tata cara bagi leluhur mereka dan pulang dengan pemahaman dan penghargaan yang lebih luas mengenai pekerjaan bait suci. Elder Exel Chrystiawan mencatat kalimat-kalimat berikut dalam jurnal mengenai pengalamannya di bait suci.

“Setiap detik kesempatan yang saya punya untuk berdiri dan melihat ke setiap cermin yang ada pada setiap sudut bait suci akan selalu menjadi bagian favorit saya. Itu seperti saya memandang ke masa depan, saya berdiri di dalam kerajaan Allah dengan semua orang yang saya kasihi.”

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.