Rilis Berita

Penatua Rasband Mendedikasikan Bait Suci Bangkok Thailand

Bait suci pertama di semenanjung Asia Tenggara “ditimang dalam pelukan para nabi dan rasul”

Dengan Penatua Ronald A. Rasband dari Kuorum Dua Belas Rasul mengetuai pendedikasian Bait Suci Bangkok Thailand yang baru pada tanggal 22 Oktober 2023, Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir bukan saja memiliki bait suci ke-185 yang beroperasi di seluruh dunia namun juga yang pertama di semenanjung Asia Tenggara.

Kebaktian pendedikasian hari Minggu menghimpun beberapa ribu Orang Suci Zaman Akhir sepanjang hari itu, sewaktu para hadirin duduk tidak hanya di seluruh bait suci seluas 48.525 kaki persegi, berlantai enam, dengan sembilan puncak menara untuk kedua sesi tersebut namun juga di dua kapel besar dan area tambahan di bangunan tambahan di sebelah bait suci.

Sewaktu dia bersiap untuk berbicara di sesi-sesi tersebut dan mengucapkan doa pendedikasian di setiap sesi, Penatua Rasband mengatakan dia telah meninjau sejarah Thailand dan sejarah Gereja di negara tersebut dan di seluruh Asia Tenggara. “Yang menjadi perhatian saya adalah bagaimana negara dan bait suci telah ditimang dalam pelukan para nabi dan rasul,” tutur Penatua Rasband.

Itu mencakup pendedikasian Thailand pada tahun 1966 untuk pengkhotbahan Injil oleh Penatua Gordon B. Hinckley, yang saat itu melayani dalam Kuorum Dua Belas Rasul dan kemudian menjadi Presiden Gereja, dan pendedikasian gedung pertemuan gereja pertama di negara tersebut pada tahun 1974 oleh Penatua David B. Haight dari Dewan Dua Belas Rasul.

Dia memberikan penghormatan khusus terhadap peran tiga presiden Gereja terakhir dalam mewujudkan rumah Tuhan di Bangkok—Presiden Hinckley, yang pada tahun 2000 menubuatkan tentang sebuah bait suci; Presiden Thomas S. Monson, yang secara resmi mengumumkan bait suci tersebut pada tahun 2015; dan Presiden Russell M. Nelson, yang mengunjungi lokasi bait suci lima tahun lalu dan menugasi Penatua Rasband untuk melakukan pendedikasian akhir pekan ini.

Rasul mengatakan tiga kutipan—satu dari ketiga presiden Gereja—mewakili proses kenabian tersebut.

Dia mengutip Presiden Hinckley dari pertemuan bulan Juni 2000 dengan para anggota di Bangkok, “Tuhan telah mendengar doa kita. Dia telah memimpin kita dalam masa-masa sulit selama masa yang panjang. Namun kini Surga tersenyum kepada kita. Anda adalah pionir di sini dalam mengemban pekerjaan Tuhan di negara ini, dan saya berjanji bahwa jika Anda setia, waktunya akan tiba ketika sebuah bait suci akan dibangun di Thailand.”

Dia mengutip pengumuman Presiden Monson tentang sebuah bait suci di Bangkok pada sesi Minggu pagi konferensi umum bulan April 2015: “Pagi ini saya sangat senang mengumumkan tiga bait suci baru yang akan dibangun di lokasi-lokasi berikut: Abidjan, Pantai Gading; Port au Prince, Haiti; dan Bangkok, Thailand. Betapa luar biasa berkat-berkat yang tersedia bagi para anggota setia kita di area-area ini.”

Dan dia mengutip Presiden Nelson, yang pertama kali datang ke Thailand sebagai dokter tamu sebelum pemanggilannya pada tahun 1984 sebagai Rasul dan yang kemudian datang sebagai pemimpin senior Gereja, kemudian yang terkini adalah pemberian pelayanan global perdananya pada tahun 2018. Selama pertemuan bulan April 2018 dengan para anggota di Bangkok, Presiden Nelson berjanji, “Saya memberkati Anda dengan kasih di rumah, kesuksesan dalam pekerjaan Anda, dan sukacita dalam hati Anda sewaktu Anda bersiap bagi bait suci Tuhan di negara yang sakral ini.”

Penatua Rasband sebelumnya telah melakukan perjalanan berkali-kali ke Bangkok dan Thailand sebagai mantan eksekutif Huntsman Chemical, termasuk sebagai presiden dan chief operating officer. Pendedikasian bait suci ini merupakan yang terbaru dari beberapa tugas kepemimpinan yang telah dia jalankan di Thailand.

Itu semua merupakan tugas yang sangat dihargai, merendahkan hati, dan “bagaikan mimpi,” Penatua Rasband berkata.

Yang bergabung bersamanya dalam acara pendedikasian tersebut adalah istrinya, Sister Melanie Rasband; Penatua Benjamin M. Z. Tai, Pembesar Umum Tujuh Puluh dan presiden Area Asia, dan Sister Naomi Toma Tai; Penatua Kevin R. Duncan, Pembesar Umum Tujuh Puluh dan direktur pelaksana Departemen Bait Suci, serta istrinya, Sister Nancy Duncan; dan Penatua Erich W. Kopischke, Pembesar Umum Tujuh Puluh dan asisten direktur pelaksana Departemen Bait Suci dan istrinya, Sister Christiane Kopischke.

Berkat-berkat dari Bait Suci Bangkok Thailand akan menjangkau melampaui batas-batas negara tuan rumahnya. Distrik bait suci terbentang dari Kamboja hingga Pakistan dan dari Nepal hingga Indonesia.

Pada tahun 1852, Brigham Young memanggil empat misionaris untuk melayani di Thailand, yang saat itu dikenal sebagai Siam. Hanya satu yang akhirnya berhasil, tetapi baru tiba pada tahun 1854 dan hanya tinggal selama empat bulan karena kendala bahasa.

Keluarga-keluarga anggota yang tinggal di Bangkok pada tahun 1950-an mulai mengadakan pertemuan informal dan terbilang jarang, sampai Gereja mewenangkan kebaktian ibadat rutin untuk sebuah jemaat kecil berbahasa Inggris pada tahun 1961, yang telah berfungsi sejak saat itu.

Enam misionaris pertama kali diutus ke Thailand pada tahun 1968, dengan misi di negara tersebut dibentuk pada tahun 1973. Pasak pertama dibentuk di Bangkok pada tahun 1995, dengan pasak kedua di kota tersebut pada tahun 2014 dan pasak ketiga dua tahun berikutnya.

Bangkok-temple-dedication
Bangkok-temple-dedication
Para Orang Suci Zaman Akhir saling berbincang dan berpelukan setelah menghadiri sesi pertama pendedikasian Bait Suci Bangkok Thailand pada hari Minggu, 22 Oktober 2023.
Download Photo

Keanggotaan Gereja di Thailand kini melebihi 23.000 orang di lebih dari 40 jemaat, dengan gedung pertemuan di seluruh Bangkok dan di kebanyakan pusat kota besar di negara ini, termasuk Chiang Mai, Nakhon Ratchasima, Khon Kaen, Udon Thani, dan Ubon Rachathani.

Chontica “Apple” Sihanat adalah generasi kedua Orang Suci Zaman Akhir Thailand yang dibaptis pada usia 9 tahun dan melayani misi di Thailand. Dengan sebuah bait suci di Bangkok, Shinant berkata, “Saya merasa ada rumah lain yang bisa saya datangi kapan saja. Saya merasa akan ada kebahagiaan yang terjadi dalam hidup saya dengan lebih mudah karena akan lebih dekat dengan keluarga saya.”

Ayutthayapacawadee McGeorge mengatakan menghadiri pendedikasian memberikan kesempatan untuk meningkatkan wahyu pribadi. “Saya menerima lebih banyak pemahaman mengenai bagaimana kita perlu membawa perjanjian kita melintasi arus kehidupan,” dia bertutur.

Pawana Preachakul, 14 tahun, menambahkan, “Bait suci ini sangat sakral bagi saya dan keluarga saya. Di masa depan, saya ingin berada di bait suci ini dan melayani di sini.”

Parinya Suphan, 16 tahun, berkata, “Merupakan suatu berkat untuk memiliki bait suci di sini dan melakukan pekerjaan bait suci untuk leluhur yang telah meninggal. Ini merupakan berkat bagi saya dan bagi mereka.”


 

Catatan Panduan Gaya:Ketika melaporkan tentang Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, mohon gunakan nama lengkap Gereja dalam rujukan pertama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan nama Gereja, pergi ke panduan gaya daring kami.Panduan Gaya.